Rabu, 18 Juli 2012

surat kecil untuk pacarku

kepada pacarku . . selamat malam . seduhlah secangkir kopi mu dan bakar sebatang rokokmu . sebatang saja karena aku tak mau paru-parumu habis terbakar lebih cepat dari paru-paruku. Setelah itu, silahkan baca suratku. sayang kamu tau nggak ? aku tulis surat ini dengan rasa rindu yang sangat tidak bisa aku tahan . setaun tujuh bulan tepat hari ini . kamu disana dan tak kunjung pulang juga .oke . surat pertama untukmu sayang yang harus kamu tahu kapan pun itu kamu menemukan blog aku . Pertama, bahwa aku mencintaimu. Aku ingin bilang ‘aku masih mencintaimu’ seperti yang selalu kau katakan, tapi aku benci kalimat itu. Masih adalah ketika sesuatu semakin berkurang, ketika sesuatu ingin dihilangkan, ketika sesuatu ada tanpa ingin dipertahankan, meski segala hal memang memungkinkan. Jadi sekali lagi aku mencintaimu. Tanpa masih, meski entah sampai kapan. Dan ketahuilah, sayang adalah namamu yang selalu kubisikkan dalam doa-doaku, kuendapkan dalam tarikan nafasku dan kujaga dalam mimpi-mimpiku. Kedua, bahwa kau istimewa. Setidaknya kau lebih istimewa dari air mataku, yang rela kubuang saat takut kehilanganmu. Lebih istimewa dari jam tidurku, yang rela kupotong untuk menunggumu untuk menemuiku. Lebih istimewa dari percakapan manapun, yang kuabaikan saat kau sedang marah. Dan yang jelas, kau lebih istimewa dari segelas jus wortel kesukaanku. Ketiga, bahwa kita adalah kata kesukaanku. Bersama semua tentang kau dan aku yang kita tanam di dalamnya. Bagaimana kita bicara tentang banyak hal, rahasia dan orang-orang di sekitar kita bersama cerita lucumu atau bagaimana saat kamu menyanyikan lagu kesukaanku. Bagaimana saat aku membaca pikiran-pikiranmu dan menyembunyikan pikiran-pikiranku. Seperti betapa diam-diam aku ingin sekali kau genggam saat kita berjalan berdampingan atau betapa aku menyukai kebohongan-kebohongan kecilmu yang selalu melukis senyum di wajahku. Pacarku, jangan ambil rokok sebatang lagi, karena ini sudah sampai pada akhirnya. Memang begitu sederhana, karena masih akan ada lembar-lembar selanjutnya. Aku tak mengharapkan kau akan berkaca-kaca, hanya ingin kau tersenyum saja. Mungkin setelah kau tersenyum, kau akan merindukanku. Atau setidaknya, bersemangat untuk menyelesaikan setumpuk pekerjaanmu itu. Jalanilah hidupmu dengan baik, sayang. Karena aku menyayangimu. Jika suatu hari saat kau kembali dikota kelahiranmu, ingatlah ketiga hal itu .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar